Thailand Hari Kedua - Bangkok: Menghayati Bangkok
Menyambut mentari di balik Phra Sumen Fort |
19 april 2013. Alhamdulillah, udah hari
kedua di bangkok. Bertepatan dengan hari jum'at, tentunya berbagai planning
sudah di susun termasuk untuk melaksanakan sholat jum'at. Setelah hari pertama
tidak makan nasi sedikitpun, salah satu tujuan utama hari ini adalah menemukan
penjual nasi yang pastinya harus halal. Berkaca pada aktifitas selesai sholat
jum'atn di tanah air, biasanya akan banyak pedagang yang menjual berbagai hal
termasuk makanan di sekitar masjid, dan itulah bayangan saya untuk mendapatkan
makanan yang halal.
Di tepi Sungai Chao Phraya pagi hari |
Di atas Rama VIII Bridge |
Dari Phra Sumen Fort saya berjalan kaki melewati gang-gang pemukiman warga yang tembus di Samsen Road lalu bertemu lampu merah Wisut Kasat Road yang berada tepat di bawah jembatan dan tinggal belok kiri mengikuti jalur menuju jembatan tersebut lalu naik ke atas jembatan melalui tangga yang telah tersedia. Pemandangan dari atas Rama VIII Bridge ini cukup cantik dengan sungai Chao Phraya yang lebar mengalir di bawahnya lengkap dengan perahu-perahu yang lalu lalang dan juga kontras dengan pemukiman yang berada di sekitarnya. Berhubung suhu semakin panas, saya tidak terlalu lama atas jembatan legendaris ini. Setelah puas foto-foto dan bernarsis ria menikmati suasana pagi, saya kembali ke guesthouse.
View kota Bangkok di Mandarin Pier |
Wat Arun dari atas Chao Phraya Express Boat |
Masjid Haroon |
Kuil Hindu di Silom Road |
Masjid Mirassuden di seberang Kuil Hindu |
Hanya
butuh sekitar 30 menit dari BTS Chong Nongsi menuju BTS Siam. Disana saya
kembali menelusuri pusat perbelanjaan dan hiburan di Siam Center, Siam
Discovery, Siam Paragon, Siam Square, sekaligus mengurus aktivasi paket
Blackberry di DTAC Provider Counter di MBK Center dan juga sempat bertemu artis muda berbakat Thailand pemeran Top di Hormones The Series, Toptap Napat lalu berfoto sejenak. Sore harinya saya menuju
Erawan Shrine yang beada di depan Hotel Hyatt perempatan jalan Ratchadamri,
dari Siam kita sangat mudah hanya tinggal berjalan lurus mengikuti jalur BTS.
Sebenarnya hampir seluruh bangunan yang dimiliki oleh warga budha thailand
pasti memiliki sudut tersendiri yang dibuat pertama kali sebagai rumah roh agar
bangunan yang akan dibangun jauh dari gangguan negatif. Dan mengapa Erawan
Shrine ini sangat terkenal dikarenakan bangunan hotel erawan ini merupakan
salah satu bangunan megah yang ada di kota Bangkok ini, sehingga warga percaya
bahwa tempat ini telah terbukti cukup lama dalam membawa hawa positif bagi
bangunan di sekitarnya.
Yang berada di sini adalah patung Dewa Brahma berwajah 4, konon bagi yang percaya berdoa disini maka ia dapat memperoleh jodoh serta keturunan bagi yang lama menikah namun belum mendapat anak. Aturan berdoa disini memiliki kesamaan dengan ritual umat budha pada umumnya, namun bagi yang memiliki doa khusus maka ia harus duduk sedikit meratap ke arah patung sambil diiringi penari perempuan dan musik khas Thailand agar sang dewa mengasihani dan mengabulkan doa mereka. Sayangnya aroma dupa begitu sangat mengganggu pernafasan dan buat mata perih, sehingga saya tak berlama lama berada di sana dan kembali melanjutkan menuju mall yang sangat luas yaitu Central World hanya dengan menyeberang jalan saja.
Berdoa sambil meratap diiringi musik & tari tradisional |
Peziarah Erawan Shrine selalu ramai sepanjang hari |
Yang berada di sini adalah patung Dewa Brahma berwajah 4, konon bagi yang percaya berdoa disini maka ia dapat memperoleh jodoh serta keturunan bagi yang lama menikah namun belum mendapat anak. Aturan berdoa disini memiliki kesamaan dengan ritual umat budha pada umumnya, namun bagi yang memiliki doa khusus maka ia harus duduk sedikit meratap ke arah patung sambil diiringi penari perempuan dan musik khas Thailand agar sang dewa mengasihani dan mengabulkan doa mereka. Sayangnya aroma dupa begitu sangat mengganggu pernafasan dan buat mata perih, sehingga saya tak berlama lama berada di sana dan kembali melanjutkan menuju mall yang sangat luas yaitu Central World hanya dengan menyeberang jalan saja.
Sebenarnya
tujuan wisata saya hari ini adalah mengeksplor pusat kota Bangkok, sekaligus
menunggu rekan saya Patadantra Tirta Yudha yang akan datang malam ini dan kita
janjian akan bertemu di area Siam pada malam harinya. Sehingga jadilah saya
benar benar menelusuri kota ini sendirian sampai ketemu sama Yudha malam nanti.
Di Central World terdapat bioskop SF Cinema World yang memiliki banyak theater,
dan juga disini terdapat beberapa departmen store yang luas seperti Isetan dan
Uniqlo. Malam harinya saya berjalan ke area belakang Central Wolrd menuju pusat
grosir yang berada di district Pratunam jalan Petchaburi yaitu Platinum Fashion
Mall, di sampingnya juga terdapat pusat IT Pantip Plaza, dan sebelahnya lagi
terdapat kantor kedutaan besar RI untuk Thailand. Maka jangan heran kalau di
daerah ini sangat mudah kita jumpai orang Indonesia, khususnya mereka yang suka
belanja murah. Lapar pun mendera, setelah gagal mencari lokasi masjid di
sekitar kedubes RI, saya memutuskan untuk mencari makanan halal. Pilihan jatuh
pada seorang ibu berjilbab pedagang ayam goreng yang berada di seberang kantor
kedubes RI, 2 potong ayam goreng dan nangka sebagai pemanis saya beli dengan harga
120 baht.
Ok, waktupun semakin malam hampir jam 9. Saatnya balik ke MRT Siam Station buat nungguin si Yudha datang dari Don Mueang Airport. Lebih dari setengah jam nunggu it anak sama sekali gak ada kabar. Daripada bete ya pindahlah nunggunya di Siam Center dengan pemikiran kalau jam 10 dia gak ketemu juga ya terpaksa saya tinggal ke guesthouse sendirian. Terpikir kalau dia belum beli nomor lokal thailand, maka saya pun beranjak menuju 711 yang ada di Siam Square. Dan baru mau naik jembatan penyeberangan Yudha pun tiba-tiba nongol di depan mata, emang udah jodoh ketemu ya gampang aja jalannya,hehee.. Tak pikir panjang lagi, langsung antar Yudha ke 711 beli snack dan Sim Card lokal. Selesai itu barulah balik ke guesthouse naik bus no. 47 dari depan MBK Center.
"Laper banget!!" katanya si Yudha yg baru sampe di Bangkok. Okelah turun bus langsung cari makanan hahal yang ada di pasar malam di persimpangan jalan Ratchadamnoen Klang samping Sanam Luang. Beberapa potong ayam goreng khas thailand dan segelas thai ice tea cukup sekali membuat perut ini kenyang dan menyegarkan tenggorokan di malam yang agak panas. Setelah kenyang, muterin Sanam Luang sejenak sambil liat Grand Palace yang cantik dengan tata cahayanya disaat malam barulah ke guesthouse di Soi Rambuthri. Sedikit khawatir si Yudha gak suka sama guesthouse yang saya booking, ternyata dia it's ok ajalah dari pada ribet yang penting ada private shower dan gak share sama backpacker lain. Abis istirahat sejenak, Yudha ngajak keluar buat beli sim card baru di 711 dekat guesthouse. Mata udah setengah ngantuk tapi itu anak keukeuh ngajak keluar, walhasil gak cuma ke 711 aja tapi langsung muter-muter ke Phra Sumen Fort di Phra Athit Road, trus menuju Khaosan Road, lanjut jalan sampe Democracy Monument dan baru balik ke guesthouse hampir jam 1 malam. Udah gak kebayang capeknya hari ini langsunglah menjatuhkan diri di kasur yang gak terlalu empuk itu tapi pulesnya minta ampun buat recharge energy demi petualangan esok hari.
Rincian pengeluaran hari kedua:
- Transport ( BTS, Bus & Chao Phraya Express Boat ) = 51,5 THB
- Makan = 170 THB
- Kamar = 175 THB
- Pulsa = 100 THB
Total = 496,5 THB
Ok, waktupun semakin malam hampir jam 9. Saatnya balik ke MRT Siam Station buat nungguin si Yudha datang dari Don Mueang Airport. Lebih dari setengah jam nunggu it anak sama sekali gak ada kabar. Daripada bete ya pindahlah nunggunya di Siam Center dengan pemikiran kalau jam 10 dia gak ketemu juga ya terpaksa saya tinggal ke guesthouse sendirian. Terpikir kalau dia belum beli nomor lokal thailand, maka saya pun beranjak menuju 711 yang ada di Siam Square. Dan baru mau naik jembatan penyeberangan Yudha pun tiba-tiba nongol di depan mata, emang udah jodoh ketemu ya gampang aja jalannya,hehee.. Tak pikir panjang lagi, langsung antar Yudha ke 711 beli snack dan Sim Card lokal. Selesai itu barulah balik ke guesthouse naik bus no. 47 dari depan MBK Center.
"Laper banget!!" katanya si Yudha yg baru sampe di Bangkok. Okelah turun bus langsung cari makanan hahal yang ada di pasar malam di persimpangan jalan Ratchadamnoen Klang samping Sanam Luang. Beberapa potong ayam goreng khas thailand dan segelas thai ice tea cukup sekali membuat perut ini kenyang dan menyegarkan tenggorokan di malam yang agak panas. Setelah kenyang, muterin Sanam Luang sejenak sambil liat Grand Palace yang cantik dengan tata cahayanya disaat malam barulah ke guesthouse di Soi Rambuthri. Sedikit khawatir si Yudha gak suka sama guesthouse yang saya booking, ternyata dia it's ok ajalah dari pada ribet yang penting ada private shower dan gak share sama backpacker lain. Abis istirahat sejenak, Yudha ngajak keluar buat beli sim card baru di 711 dekat guesthouse. Mata udah setengah ngantuk tapi itu anak keukeuh ngajak keluar, walhasil gak cuma ke 711 aja tapi langsung muter-muter ke Phra Sumen Fort di Phra Athit Road, trus menuju Khaosan Road, lanjut jalan sampe Democracy Monument dan baru balik ke guesthouse hampir jam 1 malam. Udah gak kebayang capeknya hari ini langsunglah menjatuhkan diri di kasur yang gak terlalu empuk itu tapi pulesnya minta ampun buat recharge energy demi petualangan esok hari.
Rincian pengeluaran hari kedua:
- Transport ( BTS, Bus & Chao Phraya Express Boat ) = 51,5 THB
- Makan = 170 THB
- Kamar = 175 THB
- Pulsa = 100 THB
Total = 496,5 THB
Assalamualaikum wrwb. mantaaaap, ceritanya membuat tambah penasaran ingin segera ke bangkok. Saya punya beberapa teman di bangkok sama di surat thani. Kapan-kapan ajak saya dong kalau ke thailand lagi. :) hehe
BalasHapuswaalaikumsalam mbak vera, maaf baru bales... lg sokk sibuk nih udh lama gak buka blog. hehe
Hapusiya boleh mbak nanti saya kabari klo ada rencana ke thailand lg. :))
ke thailand sama siapa mas??sendirian??hebat....
Hapus