Thailand Hari ketiga - Bangkok: Gagal Ketemu Idola
Bunga tropis penuh warna di jual di pasar terapung Taling Chan |
Penjual makanan di Taling Chan Floating Market |
Pasar ini adalah pasar warga yang hanya beroperasi pada sabtu dan minggu. Areanya jauh lebih kecil jika dibandingkan dengan pasar terapung Damnoen Saduak yang paling famous di Thailand, tapi suasana disini lebih authentic jika kita mau menikmati dengan santai dan bernuansa asli Thai. Disana saya hanya menikmati suasana pasar dan mencicipi camilan khas Thailand yang mirip batagor Bandung tapi saya lupa namanya, hehe dan juga segelas besar Thai Ice Coffee yang nikmat banget cuma seharga 25 baht aja, Starbucks doank mah rasanya tewass.... kurang dari 1 jam saya sudah merjalan kembali menuju guesthouse untuk bersiap-siap check out.
Salah satu tujuan saya datang ke Thailand adalah untuk bertemu dengan artis-artis Thailand yang saya idolakan, dan siang itu akan ada promo film "GreanFiction" dengan idola saya sebagai pengaransemen lagu di film itu sekaligus dia akan hadir dalam promo film tersebut yang diselenggarakan jam 2 siang di The Mall Bangkapi, Ramkanghaeng District Bangkok. Siapakah idola saya itu? Dia adalah aktor sekaligus penyanyi Thailand, Witwisit Hiranyawongkul atau biasa disapa Pchy atau Pitch. Check out dari guesthouse sekitar jam 12 siang jalan menuju Phanfa Le Lard pier lanjut naik Saen Saep Canal Boat dan turun di Hua Chang pier. Asumsi saya kala itu adalah, kalau yang namanya The Mall Bangkapi itu ada dalam daftar tempat yang dilewati jalur MRT atau BTS, sehingga saya pun berencana untuk lunch dulu di MBK Center sebelum ke lokasi promo film.
Waktu sudah menunjukan jam 1 siang, selesai makan dan sholat saya langsung menuju Siam BTS Station untuk menuju The Mall Bangkapi untuk ketemu idola saya itu dengan perasaan gak sabar banget. Ternyata manusia memang hanya bisa berencana tapi memang Allah jualah yang menentukan hasilnya. Setelah tanya sana sini dan naik turun BTS, mall yang dituju tak kunjung sampai karena ternyata lokasinya yang jauh dari pusat kota Bangkok dan tidak dilalui BTS atau MRT dan harus nyambung angkutan umum beberapa kali. Jadilah saya dan rekan saya si Yudha terdampar di Terminal 21 Mall deket Asoke BTS Station Shukumvit Road. Sedih dan agak kesal sebenarnya, tapi yaudahlah travel must go on. Nikmatin aja liburan kita di Bangkok ini.
Sambil menikmati Terminal 21 Mall, gak lama kemudian masuklah mention di twitter yang ngasih info seputar Mario Maurer dan Davika Hoorne yang mau ngadai meet and greet di salah satu hotel berbintang di Shukumvit Road yang juga kebetulan banget deket sama Terminal 21 Mall.Infonya m&g akan diadain jam 4 sore, sambil nunggu watunya tiba saya dan Yudha pun sepakan makan sebentar di Mc Donald yang dekat dengan hotel sekaligus sholat ashar di sebuah masjid yang berada di Shukumvit Soi Nana yang juga merupakan kawasan Little Arabian di Bangkok. Oke, jam 4 kurang beberapa menit saatnya menuju lokasi m&g. Yudha pun masuk kedalam untuk mengkonfirmasi info yang saya terima, ternyata eh ternyata m&g itu khusus untuk member dari customor salah satu restoran di hotel itu. Kecewa? Banget. Sekali lagi, kembali harus gagal ketemu sang idola yang mereka menjadi salah satu alasan saya datang ke Thailand. hati ini harus kembali lapang dada dan terima keadaan, once more Allah lah yang memberi hasil dari rencana kita.
Chuvit Garden, taman mungil di tengah keramaian |
|
Lumphini Park, oase hijau nan cantik di tengah kota Bangkok |
Waktu sudah hampir jam setengah 7, saatnya beranjak ke Hua Lampong station untuk melanjutkan petualangan ke Chiang Mai. Oia, hampir lupa kalau sebelum pergi dari Lumphini Yudha menelpon Julie's guesthouse di Chiang Mai untuk tempat stay kita besok. Dan benar saja kamarnya yang hanya ada 45 kamar sudah hampir habis dipesan dan kita booking di last minute. Fiuhhh..... Sebelum naik MRT saya sempatkan diri sebentar berfoto di depan patung Raja Rama VI yang berada tepat di depan pintu masuk utama. Gak sadar waktu semakin mepet dan harus sedikit berlari menuju peron MRT di Lumphini Station. Lokasi peron MRT sangat dalam ke bawah tanah, sudah terburu2 kami pun kelewatan kereta, walhasil kami harus menunggu sekitar 5 menit kemudian untuk kereta selanjutnya dimana waktu sedikitpun sangat berharga karena waktu sudah hampir jam 7. Gak lucu kalau kita sampai ketinggalan kereta ke Chiang Mai gara2 kebanyakan foto2.
Jarak Lumphini MRT station menuju Hua Lampng MRT Station hanya melewati 3 stasiun lain dan waktu tempuhnya hanya sekitar 6 menit. Sampai di MRT Hua Lampong langsung lari kita menuju setasiun kereta yang jarahnya cukup jauh sekitar 200 meter, dan kita lupa beli bekal minuman maupun makanan karena panik ketinggalan kereta. Akhirnya kita duduk dengan tenang di dalam kereta jurusan Bangkok - Chiang Mai, perbekalan bener2 sudah habis dan kita gak diijinkan keluar kereta barang sejenak meski cuma buat beli minum padahal kereta pun belum jalan. Alasannya saya rasa cukup masuk akal karena pihat petugas tidak mau menanggung resiko jika ada penumpang yang tertinggal padahal sudah datang.
Jarak Lumphini MRT station menuju Hua Lampng MRT Station hanya melewati 3 stasiun lain dan waktu tempuhnya hanya sekitar 6 menit. Sampai di MRT Hua Lampong langsung lari kita menuju setasiun kereta yang jarahnya cukup jauh sekitar 200 meter, dan kita lupa beli bekal minuman maupun makanan karena panik ketinggalan kereta. Akhirnya kita duduk dengan tenang di dalam kereta jurusan Bangkok - Chiang Mai, perbekalan bener2 sudah habis dan kita gak diijinkan keluar kereta barang sejenak meski cuma buat beli minum padahal kereta pun belum jalan. Alasannya saya rasa cukup masuk akal karena pihat petugas tidak mau menanggung resiko jika ada penumpang yang tertinggal padahal sudah datang.
19.35 waktu Bangkok. Kereta berangkat meski delay 15 menit. Akhirnya di kereta menjual makanan dan minuman, belilah kita orange juice seharga 50 baht sambil diminum dikit2 biar tahan sampe pagi. Selebihnya makan permen jahe sebagai pengganjal perut sepanjang malam. Yang menarik dari kereta malam di Thailand adalah sleeping train, kursi panjang yang menjadi tempat duduk di siang hari dirubah menjadi bed yang nyaman untuk ditiduri sendiri pada jam 8 malam oleh petugas kereta api. Posisi bed nya tingkat dilengkapi dengan gordin untuk menjaga privasi tidur kita. Ticket untuk first class bed bawah 881 baht, kalau yang diatas selisihnya sekitar 150 baht. Saya dan Yudha memilih menempati posisi di bawah yang lebih murah, dan 2 orang yang tidur di bed atas kita adalah laki2 Thailand yang satu masih mudah dan satu lagi sudah paruh baya. Sebelum waktu tidur, saya dan Yudha di temani oleh bapak2 Thailand yang tidur bed atas bernama Mr. Mongkol. Beliau adalah seorang guru setingkat SMA di provinsi Lampang, satu kota sebelum Chiang Mai. Selama hampir 3 jam beliau adalah teman kami berbagi kisah seputar kehidupan Thailand dan masalah dunia pada umumnya. Hampir jam 11 malam dan beliau pun memutuskan untuk waktunya tidur, sebenarnya kita udah ngantuk banget tapi gak tega mau menyetop Mr. Mongkol yang terus berkisah dan mengajak berdiskusi. Obrolan pun selesai dan kita merebahkan badan di kursi yang telah berubah jadi bed masing2, tutup gordin dan tidur dengan suasana gerbong kereta yang telah sunyi senyap.
Rincian biaya hari ketiga:
- Transport ( BTS, MRT, Bus, Saen Saep Canal Boat ) = 121 THB
- Makanan = 215 THB
Total = 336 THB
(Ticket kereta sudah di beli pada hari pertama)
(Ticket kereta sudah di beli pada hari pertama)
Komentar
Posting Komentar