Thailand Hari ketiga - Bangkok: Gagal Ketemu Idola



Bunga tropis penuh warna di jual di pasar terapung Taling Chan
Penjual makanan di Taling Chan Floating Market
Sabtu 20 april 2013, gak terasa udah hari ketiga saya berada di negeri gajah putih ini. Masih gegoleran di kasur kamar guesthouse pagi-pagi, mata masih sepet tapi tempat wisata selanjutnya sudah menanti dikunjungi. Mengikuti itinerary yang telah dibuat dan kita menuju Taling Chan Floating Market di district Thonburi sekitar jam 8 pagi menggunakan bus AC no. 79 dengan tarif 14 baht dari Ratchadamnoen Klang Road dan turun tepat di jalan menuju pasar terapung tersebut.

Pasar ini adalah pasar warga yang hanya beroperasi pada sabtu dan minggu. Areanya jauh lebih kecil jika dibandingkan dengan pasar terapung Damnoen Saduak yang paling famous di Thailand, tapi suasana disini lebih authentic jika kita mau menikmati dengan santai dan bernuansa asli Thai. Disana saya hanya menikmati suasana pasar dan mencicipi camilan khas Thailand yang mirip batagor Bandung tapi saya lupa namanya, hehe dan juga segelas besar Thai Ice Coffee yang nikmat banget cuma seharga 25 baht aja, Starbucks doank mah rasanya tewass.... kurang dari 1 jam saya sudah merjalan kembali menuju guesthouse untuk bersiap-siap check out.

Salah satu tujuan saya datang ke Thailand adalah untuk bertemu dengan artis-artis Thailand yang saya idolakan, dan siang itu akan ada promo film "GreanFiction" dengan idola saya sebagai pengaransemen lagu di film itu sekaligus dia akan hadir dalam promo film tersebut yang diselenggarakan jam 2 siang di The Mall Bangkapi, Ramkanghaeng District Bangkok. Siapakah idola saya itu? Dia adalah aktor sekaligus penyanyi Thailand, Witwisit Hiranyawongkul atau biasa disapa Pchy atau Pitch. Check out dari guesthouse sekitar jam 12 siang jalan menuju Phanfa Le Lard pier lanjut naik Saen Saep Canal Boat dan turun di Hua Chang pier. Asumsi saya kala itu adalah, kalau yang namanya The Mall Bangkapi itu ada dalam daftar tempat yang dilewati jalur MRT atau BTS, sehingga saya pun berencana untuk lunch dulu di MBK Center sebelum ke lokasi promo film.

Waktu sudah menunjukan jam 1 siang, selesai makan dan sholat saya langsung menuju Siam BTS Station untuk menuju The Mall Bangkapi untuk ketemu idola saya itu dengan perasaan gak sabar banget. Ternyata manusia memang hanya bisa berencana tapi memang Allah jualah yang menentukan hasilnya. Setelah tanya sana sini dan naik turun BTS, mall yang dituju tak kunjung sampai karena ternyata lokasinya yang jauh dari pusat kota Bangkok dan tidak dilalui BTS atau MRT dan harus nyambung angkutan umum beberapa kali. Jadilah saya dan rekan saya si Yudha terdampar di Terminal 21 Mall deket Asoke BTS Station Shukumvit Road. Sedih dan agak kesal sebenarnya, tapi yaudahlah travel must go on. Nikmatin aja liburan kita di Bangkok ini.

Sambil menikmati Terminal 21 Mall, gak lama kemudian masuklah mention di twitter yang ngasih info seputar Mario Maurer dan Davika Hoorne yang mau ngadai meet and greet di salah satu hotel berbintang di Shukumvit Road yang juga kebetulan banget deket sama Terminal 21 Mall.Infonya m&g akan diadain jam 4 sore, sambil nunggu watunya tiba saya dan Yudha pun sepakan makan sebentar di Mc Donald yang dekat dengan hotel sekaligus sholat ashar di sebuah masjid yang berada di Shukumvit Soi Nana yang juga merupakan kawasan Little Arabian di Bangkok. Oke, jam 4 kurang beberapa menit saatnya menuju lokasi m&g. Yudha pun masuk kedalam untuk mengkonfirmasi info yang saya terima, ternyata eh ternyata m&g itu khusus untuk member dari customor salah satu restoran di hotel itu. Kecewa? Banget. Sekali lagi, kembali harus gagal ketemu sang idola yang mereka menjadi salah satu alasan saya datang ke Thailand. hati ini harus kembali lapang dada dan terima keadaan, once more Allah lah yang memberi hasil dari rencana kita.
Chuvit Garden, taman mungil di tengah keramaian
Oke, 2 kali gagal ketemu idola. Harus bisa move on dalam sekejap, schedule kereta dari Hua Lampong Station menuju Chiang Mai jam 7.20 malam, artinya masih ada waktu sekitar 3 jam sebelum ke stasiun. Menusuri Shukumvit Road saya dan Yudha mampir ke sebuah taman kecil bernama Chuvit Garden. Lokasinya yang tepat berada di jalur keramaian gedung2 tinggi Bangkok menjadikan taman ini atmosfer bagi yang ingin menenangkan diri. Jalan lagi masih Shukumvit Road, ketika itu saya masih kerja di Oakwood Premier Cozmo Jakarta, dan info yang saya tahu kalau jaringan service apartment tempat saya kerja itu punya properti di Bangkok, maka dengan rasa penasaran saya berniat melihat rperti tersebut yang memiliki nama Oakwood Aapartment. Ternyata bangunannya kecil hanya beberapa lantai saja, jauh lebih besar properti tempat saya kerja, hehe.... Ok, lanjut menuju satu tujuan lagi sebelum naik kereta dan kita mengunjungi Lumphini Park. Dari Shukumvit kita naik MRT di Asoke MRT Station dan turun di Lumphini MRT Station. Keluar stasiun MRT kita sudah berada tepat di depan pintu utama taman umum terbesar di kota ini.

Lumphini Park, oase hijau nan cantik di tengah kota Bangkok
Sedikit kisah kenapa saya ingin sekali ke taman ini. Sebuah film Thailand yang diproduksi tahun 2012 lalu berjudul "Seven Something" dimana film tersebut dibagi dalam 3 session dan session ketiga dari film itu dibintangi oleh penyanyi Nickhun 2PM dan aktris Thailand Suquan Bulaqul dimana mereka mengisahkan seorang penderita asma akut ( Nickhun 2PM ) tetapi bertekat menjadi seorang atlet marathon dan diapun memotivasi seorang wanita ( Suquan ) yang bersedih atas meninggalnya suami tercinta agar dapat move on melalui cara menjadi seorang pelari. Di film tersebut mereka memiliki target untuk mengikuti Giant Bangkok Marathon 2012, sebelum waktunya tiba, mereka rutin melakukan latihan lari mulai jarak dekat hingga jauh di Lumphini Park tersebut. Nahh, sebab itulah yang membuat saya kekeuh mau ke taman itu dan seperti mereka ulang adegan yang di buat di taman tersebut sambil mencari lokasi2 dimana saja adegan film itu diambil. Seru, tamannya luas banget dan semakin sore semakin banyak yang beraktifitas karena taman ini memang dibuka untuk umum hingga jam 9 malam. Jam 6 sore, hal unik yang saya tunggu akhirnya saya alami. Di Thailand, ada kewajiban untuk seluruh aspek masyarakat agar mendengarkan lagu wajib negaranya yang berjudul "Phleng Chat Thai". Lagu nasional ini diputar pada jam 8 pagi saat penaikan bendera di kantor2 pemerintahan dan kerajaan kemudian di putar kembali saat penurunannya jam 6 sore. Seluruh radio, televisi, dan tempat umum seperti mall, terminal, stasiun, taman maupun tempat umum lainnya wajib menyetel lagu ini dan bagi seluruh warga Thai yang mendengarkan lagu ini diwajibkan untuk berdiri dan berdiam sejenak dari segala aktifitas sampai lagu ini abis. Tentu tidak wajib bagi warga asing, tapi karena kita lagi dinegara orang alangkah bagusnya jika kita juga menghormati pemerintah di negara tersebut. Saat lagu itu akan diputar, ada seorang pemuda yang duduk sendirian, saya pikir dia tidak akan berdiri saat lagu diputar karena sedang asyik dengan gadgetnya. Ternyata saat musik mulai diputar melalui pengeras suara Lumphini Park, pemuda tersebut tetap berdiri dan meninggalkan aktifitasnya. Betapa saya salut dengan rasa nasionalisme serta loyalitas warga Thailand pada pemerintah dan kerajaannya. Pokoknya gak salah kalau taman ini menjadi salah satu tujuan bersantai saat berada di Bangkok. Satu lagi yang unik dari taman ini, ada beberapa sisi dari Lumphini Park yang membiarkan biawak atau lizard besar  berkeliaran, jadi harus hati2 banget kalau ketemu mereka. Meski tidak beracun, tetapi mereka cukup ganas dengan larinya yang cepat jika mereka merasa terancam jiwanya. Koleksi foto lain di Lumphini Park silahkan lihat di sini.

Waktu sudah hampir jam setengah 7, saatnya beranjak ke Hua Lampong station untuk melanjutkan petualangan ke Chiang Mai. Oia, hampir lupa kalau sebelum pergi dari Lumphini Yudha menelpon Julie's guesthouse di Chiang Mai untuk tempat stay kita besok. Dan benar saja kamarnya yang hanya ada 45 kamar sudah hampir habis dipesan dan kita booking di last minute. Fiuhhh..... Sebelum naik MRT saya sempatkan diri sebentar berfoto di depan patung Raja Rama VI yang berada tepat di depan pintu masuk utama. Gak sadar waktu semakin mepet dan harus sedikit berlari menuju peron MRT di Lumphini Station. Lokasi peron MRT sangat dalam ke bawah tanah, sudah terburu2 kami pun kelewatan kereta, walhasil kami harus menunggu sekitar 5 menit kemudian untuk kereta selanjutnya dimana waktu sedikitpun sangat berharga karena waktu sudah hampir jam 7. Gak lucu kalau kita sampai ketinggalan kereta ke Chiang Mai gara2 kebanyakan foto2.

Jarak Lumphini MRT station menuju Hua Lampng MRT Station hanya melewati 3 stasiun lain dan waktu tempuhnya hanya sekitar 6 menit. Sampai di MRT Hua Lampong langsung lari kita menuju setasiun kereta yang jarahnya cukup jauh sekitar 200 meter, dan kita lupa beli bekal minuman maupun makanan karena panik ketinggalan kereta. Akhirnya kita duduk dengan tenang di dalam kereta jurusan Bangkok - Chiang Mai, perbekalan bener2 sudah habis dan kita gak diijinkan keluar kereta barang sejenak meski cuma buat beli minum padahal kereta pun belum jalan. Alasannya saya rasa cukup masuk akal karena pihat petugas tidak mau menanggung resiko jika ada penumpang yang tertinggal padahal sudah datang.

 19.35 waktu Bangkok. Kereta berangkat meski delay 15 menit. Akhirnya di kereta menjual makanan dan minuman, belilah kita orange juice seharga 50 baht sambil diminum dikit2 biar tahan sampe pagi. Selebihnya makan permen jahe sebagai pengganjal perut sepanjang malam. Yang menarik dari kereta malam di Thailand adalah sleeping train, kursi panjang yang menjadi tempat duduk di siang hari dirubah menjadi bed yang nyaman untuk ditiduri sendiri pada jam 8 malam oleh petugas kereta api. Posisi bed nya tingkat dilengkapi dengan gordin untuk menjaga privasi tidur kita. Ticket untuk first class bed bawah 881 baht, kalau yang diatas selisihnya sekitar 150 baht. Saya dan Yudha memilih menempati posisi di bawah yang lebih murah, dan 2 orang yang tidur di bed atas kita adalah laki2 Thailand yang satu masih mudah dan satu lagi sudah paruh baya. Sebelum waktu tidur, saya dan Yudha di temani oleh bapak2 Thailand yang tidur bed atas bernama Mr. Mongkol. Beliau adalah seorang guru setingkat SMA di provinsi Lampang, satu kota sebelum Chiang Mai. Selama hampir 3 jam beliau adalah teman kami berbagi kisah seputar kehidupan Thailand dan masalah dunia pada umumnya. Hampir jam 11 malam dan beliau pun memutuskan untuk waktunya tidur, sebenarnya kita udah ngantuk banget tapi gak tega mau menyetop Mr. Mongkol yang terus berkisah dan mengajak berdiskusi. Obrolan pun selesai dan kita merebahkan badan di kursi yang telah berubah jadi bed masing2, tutup gordin dan tidur dengan suasana gerbong kereta yang telah sunyi senyap.

Rincian biaya hari ketiga:
- Transport ( BTS, MRT, Bus, Saen Saep Canal Boat )  =  121  THB
- Makanan  =  215 THB
Total           =  336 THB
(Ticket kereta sudah di beli pada hari pertama)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

최진혁 (CHOI JIN HYUK) - 다시 사랑한다 말할까 (Should I Say I Love Again) MV Emergency Couple

박시환 (PARK SI-HWAN) - 그때 우리 사랑은 (The Way We Loved) (응급남녀 OST) MV Emergency Couple

First Contract di Kapal Pesiar