Thailand Hari Kedelapan - Bangkok: Selfie With Mario Maurer and The Love of Siam
Selfie..... |
Ini kesempatan terakhir Yudha untuk mencoba hal yang belum ia dapat selama di Bangkok, makanya saya ajak keluar lebih pagi biar jalannya bisa lebih santai menikmati transportasi kota Bangkok. Dari guesthouse saya ajak dia naik Chao Phraya Express Boat dari Phra Arthit Pier, meskipun hampir 7 hari di Thailand tapi dia belum sama sekali nyobain moda transportasi yang legendaris ini. Karena masih pagi jadinya semua transport yang kita naiki cukup penuh dengan para pegawai maupun pelajar yang akan berangkat beraktifitas. Selanjutnya turun di Satorn Central Pier lanjut naik BTS. Di BTS inilah kita akan berpisah, Yudha turun di Mo Chit untuk lanjut bus umum ke Don Mueang Airport dan saya turun duluan di Phaya Thai lanjut naik Airport Link ke Suvarnabhumi Airport.
![]() |
Suvarnabhumi International Airport, luasnya luar biasa |
Hanya sekitar 45 menit saya keliling di bandara ini, kini saatnya saya kembali ke guesthouse sejenak untuk pindah kamar. Rute perjalanannya tetap menggunakan Airport Link dari Suvarnabhumi sampai Phaya Thai dengan tiket 45 baht lalu transit BTS sampai National Stadium. Pemandangan dari airport link hampir tidak ada bedanya dengan jika kita berkendara dari bandara Soekarno Hatta ke pusat Jakarta, selain pemandangan pemukiman padat penduduk dan jalan raya yang macet banyak pula kita akan lihat masjid-masjid besar dan cantik sepanjang jalan. Ya, Islam memang sudah menjadi agama mayoritas kedua di negara itu, sudah sangat mudah ummat Islam beribadah dan bebas menjalankan aktifitas keagamaan sehari-harinya. Karena sudah hampir jam 10 saya berpikir untuk masuk ke dalam MBK Center sebentar membeli beberapa oleh-oleh untuk mengurangi waktu belanja nanti malam, rupanya toko yang saya tuju belum buka dan jadilah saya langsung meluncur ke guesthouse naik bus no. 47.
Sekembainya ke guesthouse, kamar single yang saya pesan sudah siap. Selesai melakukan registrasi sekaligus pembayaran, tinggal pindahin barang dan saya memutuskan istirahat sejenak menikmati suasana guesthouse di hari terakhir ini. Kawan saya Nida Pertiwi sebagai admin @Pchy_IND di Jakarta mention saya di twitter jika ada genk Greanfiction akan di wawancara di radio tempat Pi'Non siaran. Pi'Non atau di kenal dengan DJ Chanon merupakan gitaris band favorit saya di Thailand August Band yang juga sangat saya ingin ketemu. Lokasi sudah diberi tahu, namun rasa kantuk dan lelah sangat menggelayuti badan untuk memilih istirahat dan tidak mengujungi tempat yang sebenarnya sangat ingin saya datangi biar bisa bertemu mereka.
![]() |
Scala Theater, adegan Mew nunjukin ke Tong apakah ada yang aneh dengan bibirnya |
![]() |
Antara tiang lampu dan pohon mangga inilah Mew dan Tong bertemu setelah pulang sekolah |
![]() |
Di jembatan penyeberangan Siam Square ke Siam Center ini Tong dan Ying melihat perform Mew dan August Band |
Akhirnya acara di mulai sampai keluarlah Mario Maurer dan Davika dari backstage berjalan di catwalk tepat di depan saya. Fokus saya kali itu cuma ingin melihat Mario lebih dekat dan mengabadikannya untuk di share dengan Mario Maurer fanbase di Indonesia. Berharap banget saya bisa foto bareng Mario, kapan lagi ketemu Mario langsung di negaranya, pokoknya ditungguin gimanapun caranya saya usahain supaya bisa foto bareng Mario Maurer.
Mario Maurer dan Davika Hornee |
Karena saya jauh-jauh datang ke mall ini cuma mau ketemu Mario Maurer, jadi saya pikir wajarlah jika ada yang mau membantu saya biar bisa foto bareng. Ternyata saya salah, atau merekanya yang gak ngerti bahasa inggris? Tapi gak boleh nyerah, ikutin terus kemana Mario pindah. Sampailah saat dimana acara sudah selesai dan Mario sebentar lagi pergi, gak mau hilang kesempatan saya pun nekat naik panggung selagi keadaan ramai. Pikiran saya kali itu mumpung di negara orang dan gak ada yang kenal, sedikit gila gak masalah dari pada nyesel kan.
![]() |
Mario Maurer in action, ganteng maksimal |
![]() |
Tanda tangan Mario Maurer asli |
![]() |
Tanda tangan davika Hornee asli |
Lengkap sudah kisah saya ketemu Mario Maurer, mulai lihat dia catwalk, wawancara, di teriaki dan di kerubutin fans, foto bareng, sedikit ngobrol dan dapat tanda tangannya pula. Pokoknya kali ini saya merasa sangat exclusive dibanding fans Mario lain khususnya yang ada di Indonesia. Sudah saya prediksi akan banyak yang envy termasuk mereka yang sudah ketemu dan dapat tanda tangannya Mario. Kisah keren ini harus segera saya share di fanbasenya Mario Maurer Indonesia. Keluar mall pun saya gak bisa berhenti senyum sendiri.
Kalau saja siang di hari terakhir itu gak dapat info event nya Mario Maurer, mungkin saya akan sedikit menyesal saat pulang ke Jakarta karena sudah 2 kali gagal ketemu Mario saat di Bangkok. Tapi alhamdulillah hal itu tidak terjadi, senang sekali... Dan followers saya pun bertambah pesat berkat info dan foto sama Mario yang saya share itu. Follow saya yah di @deniPCHY buat yang mau tanya-tanya seputar backpacker ke Thailand. Hehehe, promo dikit...
Jam 6 sore di Bangkok masih cukup terang seperti baru jam 5 sore di Jakarta, waktu saya di Bangkok pun akan segera habis dalam beberaja jam kedepan. Sebelum kembali ke area Siam, sejenak saya mampir ke Chatuchak Park untuk sedikir refreshing dan mencoba merasakan aktifitas warga lokal. Sama seperti taman-taman kota lain yang banyak tersebar di Bangkok, taman ini pun sangan terawat, rapih dan bersih. Masyarakat yang memanfaatkan fasilitas umum pun sadar untuk membantu merawat serta menjaga apa yang sudah disediakan bagi mereka. Semoga hal serupa juga segera dapat terjadi di Indonesia.
Mau naik BTS, rupanya stok uang koin habis. Mau nuker ke loket males dan akhirnya beli Mc Float dulu di McD yang ada di stasiun BTS Mo Chit buat dapet recehan barulah naik BTS ke Siam. Selesai maghrib di Siam Paragon, kini saatnya menikmati lagi sisa waktu singkat sambil menikmati suasana malam di Siam sambil jalan menuju ke MBK Center. Pusat oleh-oleh itu pun kurang dari 1 jam lagi akan mulai tutup, biar sudah belanja malam sebelumnya tetapi rasanya kurang dan masih ada beberapa perak pernik buah tangan standar seperti tas, magnet kulkas maupun gantungan kunci dan makanan.
Karena keterbatasan waktu keliling mencari oleh-oleh, sayangnya 2 benda yang mau saya beli ( seragam mahasiswa Chulalongkon University dan payung dengan cover berbentuk botol minuman ) tak keburu di dapat karena toko-toko mulai pada tutup. Dengan berat hati saya harus kembali ke guesthouset untuk berkemas dan istirahat lebih awal, besok pagi saya sudah harus siap untuk kembali ke Jakarta.
Turun bis sebelum ke guesthouse saya paksakan keliling pasar malam di Ratchadamnoen Klang buat nyari thai tea or coffee. Jangan sampai penyesalan gak dapet nyobain thai tea terakhir di Bangkok seperti Yudha kemarin malam terulang sama saya. Alhamdulillah nemu juga satu-satunya penjual thai coffee yang juga seorang muslim namun memang lokasi jualannya agak jauh dari jalan utama sehingga sulit di lihat dalam keramaian. Akhirnya, kembali ke guesthouse pun dengan mood yang baik meskipun sedikit sedih akan meninggalkan Bangkok.
Jam 6 sore di Bangkok masih cukup terang seperti baru jam 5 sore di Jakarta, waktu saya di Bangkok pun akan segera habis dalam beberaja jam kedepan. Sebelum kembali ke area Siam, sejenak saya mampir ke Chatuchak Park untuk sedikir refreshing dan mencoba merasakan aktifitas warga lokal. Sama seperti taman-taman kota lain yang banyak tersebar di Bangkok, taman ini pun sangan terawat, rapih dan bersih. Masyarakat yang memanfaatkan fasilitas umum pun sadar untuk membantu merawat serta menjaga apa yang sudah disediakan bagi mereka. Semoga hal serupa juga segera dapat terjadi di Indonesia.
Mau naik BTS, rupanya stok uang koin habis. Mau nuker ke loket males dan akhirnya beli Mc Float dulu di McD yang ada di stasiun BTS Mo Chit buat dapet recehan barulah naik BTS ke Siam. Selesai maghrib di Siam Paragon, kini saatnya menikmati lagi sisa waktu singkat sambil menikmati suasana malam di Siam sambil jalan menuju ke MBK Center. Pusat oleh-oleh itu pun kurang dari 1 jam lagi akan mulai tutup, biar sudah belanja malam sebelumnya tetapi rasanya kurang dan masih ada beberapa perak pernik buah tangan standar seperti tas, magnet kulkas maupun gantungan kunci dan makanan.
Karena keterbatasan waktu keliling mencari oleh-oleh, sayangnya 2 benda yang mau saya beli ( seragam mahasiswa Chulalongkon University dan payung dengan cover berbentuk botol minuman ) tak keburu di dapat karena toko-toko mulai pada tutup. Dengan berat hati saya harus kembali ke guesthouset untuk berkemas dan istirahat lebih awal, besok pagi saya sudah harus siap untuk kembali ke Jakarta.
Turun bis sebelum ke guesthouse saya paksakan keliling pasar malam di Ratchadamnoen Klang buat nyari thai tea or coffee. Jangan sampai penyesalan gak dapet nyobain thai tea terakhir di Bangkok seperti Yudha kemarin malam terulang sama saya. Alhamdulillah nemu juga satu-satunya penjual thai coffee yang juga seorang muslim namun memang lokasi jualannya agak jauh dari jalan utama sehingga sulit di lihat dalam keramaian. Akhirnya, kembali ke guesthouse pun dengan mood yang baik meskipun sedikit sedih akan meninggalkan Bangkok.
Rincian pengeluaran hari kedelapan :
- Transport ( BTS, MRT, Airport Link, Bus, Chao Phraya Express Boat ) = 235,5 THB
- Penginapan = 150 THB
- Makanan = 260 THB
- Belanja = 800 THB
Total = 1445,5 THB
Really envy to read this :( tapi salut sama perjuangannya, jadi terinspirasi :D
BalasHapusKhob khun maak na krub.... n_n
HapusSemoga kamu bisa segera ketemu idola kamu juga yah... hehe :P