Thailand Hari kesembilan - Bangkok: Last Day in Bangkok

Tom Yum Goong Fried Rice and Mamuang / Manggo Juice,
menu sarapan terakhir saya di Bangkok
Sampailah pada jum'at 26 april 2013. Sebenarnya saya punya planning untuk 2 minggu di Thailand, tapi tanggal 27 april saya harus sudah balik karena akan mengikuti audisi pemilihan Abang None Jakarta Utara 2013. Sedikit kecewa sebenarnya cuma 9 hari backpacking apalagi setelah ikut audisi ternyata saya gagal di hari pertama dengan pertanyaan sepele, tahu gitu kan jadi saja saya 2 minggu berkelana tanpa pikirin audisi bedebah itu. Ah sudahlah, sakit hati saya bahasnya.

Dekorasi Grand Palace di area keberangkatan
Malam harinya saya sudah SMS nyokap tercinta di tanah air agar membangunkan saya sebelum jam 6 pagi, suka bangun siang membuat saya cukup khawatir ketinggalan pesawat di negara orang. Untungnya saya sudah packing, jadi gak banyak hal yang harus diperbuat dengan barang-barang bawaan selain baju kotor yang terakhir di pakai. Sayangnya di pagi yang cerah itu harus di awali dengan berita duka yang saya dapat di jejaring sosial, yaitu wafatnya ulama terkenal Indonesia Ustadz Jefery Al-Bukhari karena kecelakaan tunggal motor gede di kawasan elit Pondok Indah Jakarta Selatan. Semoga almarhum mendapat tempat terbaik disisi-Nya, amin ya Rabbal alamin.


Sebenarnya ada yang janggal dengan kamar single ini, yaitu gak ada colokan. Karena saya pikir hanya semalam jadi ya sudah toh saya bisa ngecharge HP di lobi dan mengandalkan power bank. Tapi entah apa yang terjadi pagi itu sungguh di luar prediksi, power bank saya tiba-tiba gak bisa ngecharge dan batere BB udah seperapat. terpaksa metode mati nyala pun harus di berlakukan demi menghemat nyawa karena sudah tidak ada waktu buat ngecharge di lobi. Prediksi BB akan bertahan setidaknya saat siang hari sebelum pesawat take off, urusan cara hubungi orang rumah buat jemput kita lihat nanti saat sudah mendarat di Jakarta.

Menurut saya perjalanan menuju Don Mueang Airport ini cukup dramatis, dimana saya sangat berat pagi-pagi harus meninggalkan Bangkok yang mulai saya cintai. Rencana pun telah disusun agar perjalanan menuju airport bisa tetap tepat waktu dan tetap bisa menikmati kota Bangkok dengan keterbatasan waktu. Cara yang sama juga saya terapkan saat Yudha kembali ke Jakarta hari sebelumnya, yaitu dengan keluar pagi dan mengambil rute terjauh transportasi lokal agar tetap bisa mendapatkan atmosfer suasana kota.

Rasanya berat saya keluar guesthouse jam 7 pagi lalu pamit dengan si ibu ownernya yang ramah banget melayani saya selama stay disana. Senyum khasnya saat mengucapkan "khob khun kaa" terakhir kali selalu saya ingat sampai sekarang. Dengan tersenyum saya coba menikmati pagi terakhir berjalan di Soi Rambuthri menuju Phra Arthit Pier, karena saya berada di jam kerja maka Chao Phraya Express Boat pun cepat datang dengan penuh penumpang yang di dominasi pekerja serta anak sekolah.
Menusuri sungai Chao Phraya
Jengkal demi jengal aliran sungai Chao Phraya saya nikmati suasananya sambil mengambil beberapa gambar terakhir seperti Rama VIII Bridge, Thammasat University, Grand Palace dan Wat arun. Seakan ingin mengucapkan selamat tinggal saya pun tidak tega melepas pemandangan dengan mentari pagi yang mengiringi. Dua puluh menit berlalu dan sampailah di Satorn Central Pier untuk berganti moda transportasi BTS dari stasiun Saphan Thaksin, dalam BTS ini saya akan berganti pemandangan pagi di tengah kota Bangkok sampai Mo Chit BTS Station. Melewati titik-titik penting membuat saya semakin sedih meninggalkan Bangkok, Silom Road, Lumphini Park, Siam area, akan sealu menjadi tempat favorit saya. Foto-foto lainnya di sepanjang sungai Chao Phraya klik di sini.

Meskipun hari terakhir saya di Bangkok hanya sebentar dan itu pun cuma untuk dijalan dan di airport, tapi saya ya mau tetep ada cerita yang bisa dibagi. Perjalanan singkat naik BTS harus selesai di stasiun BTS Mo Chit, dari sana saya nyambung lagi menaiki bis no. 29. Dengan tarif 6,5 baht saya biang ibu-ibu kondekturnya mau turun di Don Mueang. Ada yang unik sekaligus nyebelin dan bikin saya malu saat di bis. Dari jauh nampak tulisan Don Mueang di sebuah gedung, dan saya pun siap-siap turun, tiba-tiba dari bagian belakang bis di teriakin sama si ibu kondektur dengan entah sebutannya apa dalam bahasa Thailand, awalnya saya cuek aja dan tetap berdiri di depan pintu siap-siap mau turun tapi akhirnya sadar juga kalo saya yang di teriakin setelah beberapa penumpang ikut-ikutan manggil. 

Nengoklah saya ke arah ibu kondektur itu, tak pikir panjang di langsung aja nyerocos panjang lebar dengan bahasa Thailand dan logatnya yang cempreng, seketika itu semua mata tertuju pada saya. Dengan bahasa tubuhnya saya paham kalo maksudnya adalah supaya saya jangan turun karena belum sampai lokasi lalu saya pun duduk lagi. Setelah saya lihat ke arah kanan, rupanya benar saja tulisan Don Mueang tadi karena memang itu juga bagian bandara yang cukup panjang untuk angkutan logistik. Tak lama kemudian si ibu kondektur memberi tahu saya jika sudah sampai tujuan, saya pun langsung mengucapkan terima kasih dan turun bis dengan sedikit malu karena di liatin penumpang gara-gara di omelin si ibu kondektur tadi.

Jalur menuju airport melewati jembatan penyeberangan dengan akses langsung masuk ke dalam. Tapi yang saya tak habis pikir, tangga menuju bagian dalam bandara internasional ini persis seperti tangga darurat di gedung yang sepi dan apa adanya. Bagi yang pertama masuk pasti akan bingung dan gak yakin apa benar ini jalannya karena minim informasi juga memang ya sama sekali gak ada tanda-tanda kalo kita sedang berada di dalam bandara. 

Berhubung belum check in online seperti waktu berangkat, tujuan pertama langsung ke counter AirAsia. Saat proses check in saya sempet kesel karena backpack saya dilempar saat di taruh ke bagian bagasi sama petugas yang pelit senyum, untung aja isinya cuma baju kotor tapi ya gak sopan aja pekerja hospitality gak ramah seperti itu. Rupanya saya memang tetap kepagian sampai bandara, selesai check in masih jam 9.30. Sejenak saya keliling bandara yang kecil itu lalu menuju sebuah restoran Thailand di lantai 2 untuk sarapan dengan menu nasi goreng tom yum goong dan jus mangga.

Area keberangkatan bandara yang masih tampak lawas
Di bandara saya sempat beberapa kali ngetwit dengan BB yang semakin lowbet, salah satunya berisi ungkapan last day dan rasa sedih saya harus meninggalkan Thailand. Dan rupanya teman Thailand saya yang sedang di Jepang baca, dia langsung reply dengan mengucapkan terima kasih telah berkunjung ke negaranya. Tentu saja saya balas lagi jika saya akan menyambut dia saat dia berkunjung ke Jakarta suatu hari nanti. Oia, hari sebelumnya saat mau ketemu Mario Maurer say juga sempat sms pi'Tai Chotika sebagai ketua August Family Thailand jika saya akan kembali ke Jakarta. Dia juga membalas terima kasih dan mengucapkan bon voyage. Ah, semakin berat aja rasanya mau meninggalkan Bangkok.

Area Don Mueang Airport paling modern
Selesai makan jam 10.30 saya harus sudah masuk ruang boarding, tapi kali ini interior bandara tampak lebih di dekorasi lebih cantik di bandingkan ruangan lain yang masih terlihat lawas. Sambil nunggu masuk pesawat, saya sempat mampir ke toko duty free yang ada di dalam bandara melihat beberapa barang yang mungkin menarik dan saya akhirnya membeli 2 buah dasi home made asli sutra Thailand seharga masing-masing 100 baht saja. 11.20 waktu Bangkok, saatnya masuk pesawat. Kali itu hari jum'at, berhubung flight timenya 12.30 maka saya tak bisa sholat jum'at dan memutuskan untuk sholat dzuhur di jamak ashar saat nanti mendarat di Soekarno Hatta. 

Dengan sisa batere BB yang sudah merah dan sisa pulsa yang masih banyak, saya sms nyokap untuk mengabari saya sudah di dalam pesawat untuk siap terbang. Alhamdulillahnya beberapa saat kemudian barulah BB saya mati. Untung saja sempat sms, perkara nanti minta jemput akan saya usahakan ngecharge nanti saja klo sudah sampai. Akhirnya pesawat saya terbang juga, sambil terus menatap keluar jendela saya mencoba tegar jika liburan saya pertama saya ke luar negeri sudah berakhir. Dalam 9 hari tersebut banyak hal yang bisa saya bagi untuk di ceritakan, salah satunya di blog ini. Sepulang dari Thailand saya bertekat untuk terus berpetualang ke belahan bumi lain dan selalu berbagi pengalaman backpacker kepada orang lain agar apa yang saya alami dapat juga bermanfaat bagi yang membutuhkan informasi, baik mereka yang sama-sama hobi berpetualang yang sudah senior maupun yang baru akan mulai menjadi backpacker.


Rincian pengeluaran hari terakhir :
- Transport ( BTS, Bus, Chao Phraya Express Boat )  =   61,5 THB
- Makan ( Breakfast & Lunch )  = 300 THB
- Belanja                                    = 200 THB
Total   = 561,5 THB



Komentar

  1. bangkok memang banyak sekali jadi tujuan liburan para wisatawan, selain lumayan dekat bangkok juga terbilang banyak sekali tempat-tempat wisatanya..

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

최진혁 (CHOI JIN HYUK) - 다시 사랑한다 말할까 (Should I Say I Love Again) MV Emergency Couple

박시환 (PARK SI-HWAN) - 그때 우리 사랑은 (The Way We Loved) (응급남녀 OST) MV Emergency Couple

First Contract di Kapal Pesiar