Cuti Singkat: Singapore - KL, Malaysia (Day 3)

Lanjutan...
Masjid Sultan, Arab Street Singapore
Hari Ketiga - Singapore: Me Time in Singapore
Lepas pusing-pusing di KL sebelumnya, jum'at pagi-pagi buta 6 september 2013 bus yang saya naiki sampai di Terminal Larkin Johor Bahru, Malaysia buat transit penumpang yang hendak turun di sini. Ada yang sedikit lucu dalam bus, 2 orang penumpang pak cik malay tak dibangunkan kernet bus dan bus udah hampir jalan lagi lanjut ke Singapore, jadilah dia mendadak bangun dan langsung marah-marak ke kernet bus yang sudah disuruh bangunin jika sudah sampai Larkin.
EZlink, kartu ajaib buat keliling Siangapore
Saat itu suasana hujan lebat dan terus bertahan sampai selesai melewati 2 gedung imigrasi. Jujur saja kala itu saya tak tahu kemana jurusan bus yang saya naiki akan berakhir, makanya saat sampai di Woodland saya terus mengekor di belakang penumpang bus lainnya biar tidak ketinggalan. Rupanya setelah menunggu, bus yang tadi saya naiki tidak kunjung datang. Ya, kami ditinggal. Bukan ditinggal dalam arti benar-benar ditinggal, tapi semua bus umum luar Singapore hanya sampai Woodland ini saja, selebihnya penumpang naik bus umum atau MRT untuk menuju pusat kota. Untung saja EZlink saya sudah siap, jadi tinggal naik bus saja yang melewati stasiun MRT. Saat naik bus kita dari pintu depan dan langsung me-Tab EZlink di box yang ada di samping supir, dan jika mau turun kita tab lagi di box dekat pintu tengah bus. Tapi karena saya tidak tahu kalo turun harus tab lagi, jadilah saya langsung turun dari depan. Supir busnya diam aja, yaudah kali itu saya pertama naik bus di Singapore gak bayar, hehe...
Bugis Street, pusat belanja oleh-oleh murah favorit orang Indonesia
Tujuan pagi itu saya mau ke Masjid Sultan di dekat Bugis Street untuk sholat subuh dan salin. Naik MRT turun di stasiun Bugis lanjut jalan sekitar 15 menit. Saya dan Firzan janjian di stasiun MRT Cua Chu Kang jam 8 pagi. Dari Masjid Sultan saya naik MRT lagi menuju Chua Chu Kang dari Bugis dan transit sekali. Catatan penting, kita pelajari sejenak peta kota yang tersedia di semua stasiun sebelum naik MRT karena jalur dan jumlah stasiunnya yang sangat banyak. Pagi itu saya belum sarapan, begitu susahnya nyari sarapan di Singapore. Boro-boro ada kaki lima, nyari yang hahal aja bingung apalagi nyari nasi. Jadilah Firzan mentraktir saya sarapan di McD, ya lagi-lagi harus fast food. Setidaknya tidak asing dengan lidah dan menu yang sederhana. Sebuah pancake saus madu, egg muffin dengan daging kalkun dipesan Firzan spesial buat saya sampai kembung dan gak habis.
Rumah makan Minang di seberang Masjid Sultan
Hampir jam 9 pagi saya dan Firzan kembali naik MRT. Firzan kerja di kawasan Kembangan dan saya turun duluan di Bugis. Planningnya sebelum sholat jum'at saya mau keliling Singapore singkat dulu, saya pun putusin untuk berjalan kaki hingga kawasan sekitar jalan Raffles. Tadinya mau ke area Esplanade atau sekitaran Marina Bay, tapi gak berasa udah jam 11 dan saya harus balik ke Masjid Sultan karena ini salah satu rencana saya untuk jum'tan di masjid terkenal tersebut. Baru inget kalo jam Singapore 1 jam lebih cepat dari Jakarta, jadinya sholat jum'at jam 1 siang. Saatnya nyari makan dulu, pas di depan masjid ada rumah makan minang. Sepiring nasi dengan cumi, perkedel, sayur buncis dan segelas teh tarik harganya 7 SGD. Bahhh.... inilah nasi padang termahal yang pernah saya makan seumur hidup, kalo di rupiahin hampir 68ribu padahal standarnya di Jakarta 20ribu juga udah kenyang banget.
Malay Heritage Center Istana Kampong Glam
Karena jam makan siang dan hari jum'at, banyak yang mengunjungi masjid untuk sholat termasuk makan siang, jadinya saya gak bisa lama-lama makannya dan harus segera pergi biar gantian sama pengunjung selanjutnya. Ternyata udah hampir jam 1 belum juga ada tanda-tanda akan adzan, dan di sebelah kanan masjid ada bekas tempat tingal sultan berupa bangunan Istana Kampong Glam yang menjadi Malay Heritage Center yang dibuka untuk turis mengenal budaya penduduk asli melayu Singapore dari masa ke masa dengan arsitektur rumah melayu campur gaya eropa yang diubah sebagai museum interaktif. Mengisi waktu sebelum sholat saya masuk ke museum ini yang tiketnya gratis. Meski gratis, perawatan area museum beserta pelengkapnya tetap sangat bersih dan indah untuk dijadikan wisata alternatif jika kalian berkunjung ke Singapore. Udah keliling museum tapi belum juga adzan, yaudah saya putuskan aja untuk masuk masjid duluan dan menempati lantai 2 agar bisa melihat suasana sholat di masjid utama negara itu.
Interior Masjid Sultan
Tanpa macam-macam lagi lepas jum'atan saya langsung menuju stasiun MRT Bugis untuk menuju stasiun MRT Dhoby Ghaut untuk transit ke stasiun HarborFront. Saya mau ke Sentosa Island, gak mau masuk Universal Singapore sih sebenernya, tapi cukup tau suasana di sana aja dan menikmati fasilitas lain yang tersebar di penjuru pulau. Stasiun MRT HarborFront berada di basement sebuah mall, untuk lanjut monorail Sentosa Express ke Sentosa Island kita langsung meuju lantai teratas di mall itu. Tiketnya 40SGD return, untung aja ini EZlink masih ada isinya. Hanya gak sampai 5 menit kita sudah sampai di Sentosa Island, tujuan pertama saya si bola dunia legendaris Universal Studio. Katanya gak afdol kalo ke sana tanpa foto di depan bola dunia raksasa itu. Untung ada sepasang suami istri asal Indonesia yang bersedia saling fotoin, jadinya saya gak bingung mau foto sendirian. Selanjutnya saya berkeliling pulau, mengunjungi Merlion Tower setinggi 21 meter, main di pantai di unjung pulau, yang lebih seru saya naik sky lift seharga 9SGD ke ujung bukit tertinggi di pulau itu lalu naik gokart sepanjang 400 meter untuk menuruni bukit. Lagi-lagi saya berwisata seru tapi belum banyak dilakukan sama orang Indonesia. Dari HarborFront ada beberapa cara menuju Sentosa Island, pertama dengan monorail Sentosa Express, yang di darat ada jalan untuk bus dan mobil pribadi dan juga yang mau jalan kaki silahkan bisa kok, atau ada juga sky train/kereta gantung dengan tarif yang pastinya lebih mahal dari Sentosa Express.
Star Cruise, pesiar mewah yang bersandar di HarborFront
Casino, hayoo jangan suka judi ya. Terlalu...

Sky lift untuk menikmati Sentosa Island dari ketinggian

Si bola dunia icon Universal Studio Singapore
Jam 5 sore saya balik ke HarborFront naik Sentosa Express. Sejenak menikmati suasana dari rooftop mall sebelum kembali ke Bugis Street. Saya janjian jam 7 sama Firzan di stasiun Kembangan, voucher hotelnya sudah saya pegang tapi gak tau lokasinya makanya janjian sama dia sebagai directory. Hehe.... Di Bugis Street saya belanja untuk pribadi dan oleh-oleh, aduh harganya mahal-mahal jadi saya cuma belanja gak lebih dari 100SGD alhamdulillah udah dapet 2 box besar coklat, 4 handbag, dan beberapa gantungan kunci. Eh iya sama 2 jam tangan seharga 15SGD dan 18SGD. Waktunya udah mepet jadi gak bisa lama-lama di Bugis dan harus segera ke Kembangan dengan jarak 5 stasiun. Sampai di Kembangan masih harus nungguin si Firzan sendirian persis kayak ibu-ibu pulang dari Tanah Abang dengan tentengan besar belanjaan.

Rupanya hotel yang di pesan Firzan ada di daerah Geylang dan kita naik MRT lagi 4 stasiun ke stasiun Kallang. Dari sana masih jalan sekitar 500 meter, rupanya Geylang ini salah satu area lampu merahnya Singapore. Namanya Fragrance Hotel Pearl, lepas check in kita rebahan sejenak lanjut bersih-bersih. Saat rehat itu saya buka-buka memori foto di handycam, cek-cek kok fotonya sedikit, akhirnya sadar kalau kemarin di KLCC itu handycam mendadak putih semua layarnya, karena gak ngerti setting manual pencahayaan/ISO, langsung aja saya format kirain cuma setting-an aja yang bakal normal, eh fotonya juga ikutan ilang. Hilang lah foto-foto malam pertama di Singapore dan setengah hari di KL.

Tadinya Firzan mau ngajak ke kawasan Orchard, tapi saat keluar hotel udah mau jam 9 malam. Akhirnya kita naik MRT lagi ke Aljunied, kita mampir dulu ke rumah saudaranya Firzan yang punya usaha butik dan salon melayu. Masalahnya dari hotel ke stasiun MRT atau dari staisun MRT ke rumah saudaranya Firzan jauh dan harus jalan kaki, seriusan ini si Firzan PR banget nge-guide-nya bikin pegel tamu suruh jalan kaki dan naik turun MRT mulu. Udah hampir jam 10 baru nyari makan di deket rumah saudaranya Firzan dengan menu melayu. Saya pesan sesuai rekomendasinya Firzan yaitu kepoh mi seafood dengan kwetiau selebar 2 jari yang dikukus sepertinya dengan batang pohon pisang dan minumnya grass juice. Ya, grass alias jus rumput tapi bukan rumput liar yah. Beda.

Selesai makan dengan total hanya 7,5SGD berdua, murah banget..... sedangkan saya 7SGD makan sendirian. Lelah banget badan kita langsung balik ke hotel naik taksi. Sampai hotel udah males ngapa-ngapain, saatnya istirahat. Besok harus keluar dari pagi memaksimalkan hari terakhir..... Semangat!

Bersambung...

Komentar

Postingan populer dari blog ini

최진혁 (CHOI JIN HYUK) - 다시 사랑한다 말할까 (Should I Say I Love Again) MV Emergency Couple

박시환 (PARK SI-HWAN) - 그때 우리 사랑은 (The Way We Loved) (응급남녀 OST) MV Emergency Couple

Kerja di Kapal Pesiar? Why Not!!!